KENALI TANDA BAHAYA REMATIK !!!!

Image

Oleh: Ns. Sugiarti, S.Kep

Rheumatoid arthritis atau yang lebih dikenal dengan nama rematik adalah peradangan kronis pada sendi yang menyebabkan rasa sakit, bengkak dan kaku pada persendian (misalnya sendi kaki dan tangan). Seiring waktu, peradangan ini bisa menghancurkan jaringan persendian dan bentuk tulang. Efek dari kondisi ini akan membatasi aktivitas keseharian, seperti sulit untuk berjalan dan menggunakan tangan.

                                   

Walau bagian tubuh yang paling sering terkena dampak rheumatoid arthritis adalah pada bagian kaki dan tangan, penyakit ini juga bisa menjangkiti bagian tubuh lainnya, seperti mata, paru-paru, pembuluh darah, dan kulit. Penyakit ini lebih sering diderita oleh wanita, terutama di atas 40 tahun. Namun, hal ini tidak menutup kemungkinan pria dan siapa pun di luar usia tersebut terjangkit penyakit ini.

Gejala Rheumatoid Arthritis

Gejala rheumatoid arthritis pada masing-masing orang berbeda dan bisa berubah seiring waktu, namun gejala yang sering timbul pada persendian adalah rasa kaku, kemerahan, bengkak, terasa hangat, dan nyeri. Rheumatoid arthritis harus segera ditangani karena jika penyakit bertambah parah, gejala bisa menyebar ke bagian tubuh lainnya dan menyebabkan persendian bergeser atau bahkan berubah bentuk.

 

Penyebab Rheumatoid Arthritis

Walaupun penyebabnya belum diketahuin namun Rheumatoid arthritis disebabkan oleh sistem kekebalan tubuh yang seharusnya melawan infeksi, tetapi justru menyerang sel normal pada persendian dan membuat sendi terasa nyeri, bengkak, dan kaku.

Komplikasi Rheumatoid Arthritis

Jika rheumatoid arthritis tidak ditangani dengan baik akan menyebabkan komplikasi seperti peradangan pada pembuluh darah, mata, jantung, dan paru-paru, kerusakan pada sendi. Rheumatoid arthritis juga dapat meningkatkan risiko terkena stroke dan serangan jantung.

Rheumatoid arthritis biasanya menyerang persendian kecil di tangan dan kaki terlebih dulu. Beberapa gejala yang sering timbul pada persendian akibat rheumatoid arthritis, di antaranya:

  • Kaku. Persendian akan terasa kaku dan sulit untuk digerakkan. Gejala ini terutama dirasakan pada pagi hari atau setelah beristirahat.
  • Kemerahan, bengkak, dan terasa hangat. Persendian akan berwarna kemerahan, bengkak, dan terasa hangat saat disentuh.
  • Nyeri. Persendian akan terasa nyeri dan berdenyut. Sama halnya dengan rasa kaku pada persendian, biasanya rasa nyeri lebih parah pada pagi hari atau setelah beristirahat.

Selain gejala-gejala seperti yang disebutkan di atas, beberapa penderita rheumatoid arthritis juga bisa mengalami demam, berat badan menurun, lelah dan kurang berenergi, berkeringat, serta berkurangnya nafsu makan.

Faktor risiko

Walau pemicu terjadinya rheumatoid arthritis masih belum diketahui, namun ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko terkena rheumatoid arthritis, antara lain:

  • Usia. Kebanyakan penderita rheumatoid arthritis berusia 40 tahun ke atas, tapi bisa juga menjangkiti orang pada usia berapa pun.
  • Jenis kelamin. Pria lebih jarang terkena penyakit ini dibandingkan wanita.
  • Genetika. Walau kecil, mempunyai anggota keluarga yang menderita rheumatoid arthritis meningkatkan risiko seseorang untuk terkena penyakit ini juga.
  • Merokok. Merokok dapat memicu berbagai macam penyakit dan kebiasaan buruk ini bisa meningkatkan risiko terkena rheumatoid arthritis.
  • Obesitas. Seseorang dengan berat badan lebih memiliki risiko tinggi terserang rheumatoid arthritis, khususnya wanita berusia dibawah 55 tahun.
  • Lingkungan. Walau belum sepenuhnya terbukti, faktor lingkungan dapat menyebabkan seseorang terserang rheumatoid arthritis karena berkaitan dengan kekuatan daya tahan tubuh.

Pemeriksaan penunjang

Tes Darah

Sejumlah tes darah bisa menunjukkan indikasi rheumatoid arthritis, tapi tidak bisa mengonfirmasi secara pasti. Berikut ini adalah beberapa tes darah yang bisa dilakukan.

  • C-reactive protein (CRP). Tes ini dilakukan untuk memeriksa kadar CRP (sejenis protein yang dihasilkan hati) dan melihat potensi penyakit yang dapat dihasilkan.
  • Laju endap darah (LED). Tes ini dilakukan untuk mendeteksi adanya peradangan dalam tubuh. Ketika sedang terjadi peradangan, maka sel darah merah dalam sampel darah yang diambil akan jatuh ke dasar tabung lebih cepat dari biasanya.
  • Faktor rheumatoid dan antibodi anti-CCP (anti-cyclic citrullinated peptide). Ada sebagian penderita rheumatoid arthritis terbukti positif ketika faktor rheumatoidnya dan/atau antibodi anti-CCPnya diperiksa. Mereka yang terbukti positif untuk kedua unsur ini berisiko menderita kasus yang lebih parah.
  • Tes darah menyeluruh. Tes ini akan mengukur jumlah sel darah merah yang terkait dengan anemia. Para penderita rheumatoid arthritis biasanya mengalami anemia, tapi hal ini tidak berlaku sebaliknya.

Pemindaian

Sejumlah tes pemindaian seperti ultrasound, pemindaian resonansi magnetik (MRI), maupun X-Ray, dapat dilakukan untuk memeriksa kerusakan dan peradangan pada persendian. Tes-tes ini juga dapat digunakan untuk mengawasi perkembangan kondisi dan membantu menentukan tipe arthritis.

 

Penatalaksanaan

Obat-Obatan :

  • Obat pereda sakit

Obat pereda sakit seperti parasetamol atau kodein digunakan untuk meredakan rasa sakit. Selain itu, obat antiinflamasi non-steroid (OAINS) juga bisa digunakan. Obat pereda sakit tidak dapat mencegah perkembangan rheumatoid arthritis, tapi dapat membantu meredakan rasa sakit dan peradangan di persendian.

 

  • Steroid

Obat ini bisa berbentuk tablet, salep, atau cairan suntik yang bisa disuntikkan langsung ke otot atau persendian yang sakit. Steroid digunakan untuk meredakan nyeri jangka pendek karena jika digunakan secara jangka panjang bisa menimbulkan efek samping yang serius. Efek samping tersebut bisa berupa mudah memar, kulit menjadi lebih tipis, osteoporosis, lemah otot, dan bertambahnya berat badan. Obat ini perlu dikonsumsi di bawah pengawasan dokter.

 

  • Obat anti-rematik modifikasi-penyakit (DMARDs)

DMARDs (disease-modifying anti-rheumatic drugs) adalah perawatan tahap awal yang diberikan untuk menghambat dan meredakan gejala rheumatoid arthritis, serta mencegah kerusakan permanen pada persendian dan jaringan lainnya. Kerusakan pada ligamen, tulang, dan tendon akibat efek sistem kekebalan tubuh saat menyerang persendian dapat dihambat oleh DMARDs. Beberapa DMARDs yang bisa digunakan adalah hydroxychloroquine, methotrexate, sulfasalazine, dan leflunomide.

Operasi

Penderita rheumatoid arthritis mungkin harus menjalani operasi jika pengobatan yang telah dilakukan masih belum berhasil untuk mencegah atau memperlambat kerusakan pada persendian. Operasi dilakukan untuk memperbaiki kelainan bentuk, kerusakan persendian, membantu mengembalikan kemampuan untuk menggunakan persendian, dan meredakan rasa sakit. Berikut ini adalah prosedur operasi rheumatoid arthritis yang dapat dilakukan.

  • Perbaikan tendon. Prosedur ini dilakukan untuk memperbaiki tendon yang putus atau kendur di sekitar persendian yang mengalami kerusakan sendi atau peradangan.
  • Penggantian sendi total. Prosedur ini dilakukan untuk mengganti bagian sendi yang rusak dengan prostesis yang terbuat dari plastik atau logam.
  • Operasi penggabungan sendi. Prosedur ini dilakukan untuk meredakan nyeri, dan menyetel kembali atau menstabilkan sendi jika penggantian sendi total tidak bisa dilakukan.
  • Sinovektomi. Prosedur yang dilakukan untuk mengeluarkan cairan sinovial yang radang, dan biasa dilakukan pada lutut, siku, pergelangan tangan, jari dan pinggul.
  • Artroskopi. Prosedur ini mengangkat jaringan sendi yang radang dengan bantuan kamera antroskop dan alat khusus. Operasi ini tergolong minor, namun penderita perlu beristirahat untuk memulihkan sendi tersebut.

Sumber : https://www.alodokter.com/rheumatoid-arthritis/komplikasi

.

Komentar